AYORIAU.CO, INHIL - Kecamatan Enok mengalami tren penurunan signifikan dalam kasus stunting di sebagian besar desa dari tahun 2022 hingga 2024.
Beberapa desa, seperti Desa Suhada dan Sungai Ambat, berhasil menunjukkan penurunan jumlah kasus stunting yang stabil. Desa Sungai Rukam, misalnya, turun dari 4 kasus di 2022 menjadi hanya 1 kasus pada 2023 dan 2024.
Namun, ada desa seperti Desa Pusaran yang meskipun sempat menurun, mengalami lonjakan kembali pada tahun 2024 dengan 5 kasus setelah sebelumnya hanya 1 kasus.
Penurunan ini tidak lepas dari identifikasi berbagai faktor penyebab utama stunting, yang meliputi rendahnya pendidikan orang tua, terutama ayah dan ibu.
Sebanyak 100% dari anak-anak yang terdampak berasal dari keluarga dengan ayah berpendidikan rendah, sementara 92,31% dari mereka juga memiliki ibu dengan pendidikan rendah. Faktor lain yang juga mempengaruhi termasuk paparan asap rokok (61,54%), kurangnya pemberian ASI eksklusif (69,23%), serta masalah dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) yang berkualitas.
Sanitasi dan kebersihan yang rendah juga menjadi faktor penyumbang, dengan cakupan akses terhadap air bersih, jamban sehat, dan cuci tangan pakai sabun hanya berkisar 15-30%.
Sebagai langkah pencegahan dan intervensi, Dinas Kesehatan Inhil bersama Puskesmas dan pemerintah setempat melakukan berbagai program, seperti edukasi tentang bahaya asap rokok dan pentingnya ASI eksklusif, serta advokasi untuk meningkatkan akses sanitasi melalui kerjasama lintas sektor. Edukasi mengenai kesehatan ibu dan anak, serta sanitasi, terus diberikan kepada masyarakat melalui posyandu, fasilitas kesehatan, dan berbagai kegiatan penyuluhan lainnya.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan tren penurunan stunting di Kecamatan Enok dapat terus dipertahankan dan meningkat di tahun-tahun mendatang. (Adv)