Dari Desa Terpencil Teluk Kiambang, Anak Guru Madrasah Raih Gelar Profesor
Warga Temukan Mayat Mengapung di Perairan Kateman, Ini Kata Polisi
10 Provinsi di Afganistan Dikuasai Taliban
INTERNASIONAL, AYORIAU.CO- Taliban kini menang di Afghanistan. Kelompok tersebut resmi menguasai ibu kota Kabul, termasuk istana kepresiden, Minggu (15/8/2021).
Taliban sudah menguasai lebih dari 10 provinsi di negara itu Jumat (12/8/2021). Sabtu (14/8/2021) Taliban sudah merapat dan mendekati Kabul dan menutup akses keluar masuk kota itu.
Makin gencarnya Taliban di negeri itu terjadi pasca keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang meminta seluruh tentara angkat kaki per 31 Agustus. AS sendiri sudah melakukan evakuasi besar-besaran warganya dari Afghanistan sejak pekan lalu.
Kemarin, Taliban sendiri masuk ke Kabul dengan dalih menghindari penjarahan dan pencurian di kota itu. Pasalnya ada laporan polisi, aparat dan pegawai negeri sipil pendukung pemerintah sudah pergi meninggalkan kota itu.
Dikutip dari CNN International, bahwa mengabarkan bagaimana Taliban memasuki istana kepresidenan beberapa jam setelah mantan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu. Ghani disebut lari meninggalkan negara itu ke Tajikistan.
Taliban mengklaim ada tiga pejabat pemerintahan Ghani yang hadir saat kejadian berlangsung. Seorang pejabat Taliban mengklaim pengambilalihan berlangsung damai.
"Penyerahan damai fasilitas pemerintah berlangsung damai di seluruh negeri," katanya dikutip Senin (16/8/2021).
Namun, melansir AFP, sebuah cuitan dari Twitter Istana Kepresidenan menyebut bagaimana tembakan terdengar di sejumlah titik kota Kabul. Sebuah klip video yang didistribusikan oleh Taliban menunjukkan orang-orang bersorak dan berteriak, ketika konvoi truk pick-up memasuki kota dengan para tentara mengacungkan senapan mesin dan bendera putih Taliban.
Kepanikan pun dilaporkan sempat terjadi di kota itu. Penduduk khawatir akan kembalinya pemerintahan "garis keras" Islam oleh kelompok itu.
Taliban sebelumnya pernah berkuasa dari 1996 hingga 2001. Pada saat itu sejumlah aturan ketat dilakukan termasuk pembatasan hak-hak perempuan.
"Para penduduk di kota tidak perlu takut dengan mujahidin. Pasukan kami memasuki kota dengan perlahan, mereka tidak akan mengganggu siapapun, dan menjamin para pegawai negeri sipil serta aparat keamanan tidak akan disakiti. Tidak ada mujahid yang diperbolehkan memasuki rumah penduduk atau menyakiti serta mengganggu siapapun," ujar Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahit.
Ghani sendiri mendapat kecaman karena melarikan diri. Sebelumnya, ia berdalih pergi untuk menghindari pertumpahan darah yang lebih besar.
"Mereka mengikat tangan kami di belakang punggung kami dan menjual tanah air, sialan orang kaya dan gengnya," kata seorang pendukungnya Jenderal Bismillah Mohammadi merujuk Ghani dan sejumlah petinggi lain yang meninggalkan Afghanistan.

Berita Lainnya
Erisman Yahya Hadiri Pertemuan dengan Presiden Jokowi di Ibu Kota Nusantara
500 Anak di Daerah ini Kehilangan Orang Tua Akibat Terpapar Corona
Berikut Efek Samping Vaksin Booster, Sinovac, Pfizer, Moderna, Astra dan Zifivax
Mengenal Sejarah Kisah Kesaktian Jendral Soedirman Saat Dikepung Militer Belanda
Terima Audiensi KPU, Kapolri Komitmen Amankan Seluruh Tahapan Pemilu 2024
Bantah Aliran Dana BUMN ke Acara Relawan, Erick Thohir: Kalo Ada Saya Tangkap Direksinya
KH. Ma ruf Amin Resmi Pimpin Dewan Penasehat SMSI Dukung Penguatan Ekosistem Media Siber Nasional dan HPN 2026 di Banten
Paket Pengesahan UU Cipta Kerja yang Dibungkus Propaganda Media
Efek Perang Dagang Amerika vs China, Peluang dan Realisasi Masa Depan Indonesia
Inhil Masuk Daftar Tak Salurkan BPNT dan PKH, Begini Penjelasan Kadis Sosial
Puncak HPN 2022 di Kendari Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang
Dirjen PHU Kemenag RI Resmi Buka Orientasi dan Pembekalan PPIH Arab Saudi Terintegrasi 1446 H