Korban Nyawa Diladang Migas PT. PHR Bertambah Menjadi 13 Orang
PSI Inhil Hadiri Rapat Koordinasi Bersama DPW Riau
DPP Golkar Tetapkan Musda XI Golkar Riau Digelar 8 November di Pekanbaru
Mengenal Sejarah Kisah Kesaktian Jendral Soedirman Saat Dikepung Militer Belanda
NASIONAL, AYORIAU.CO- Banyak kisah perjuangan yang ditorehkan pria kelahiran Purbalingga, 24 Januari 1916 tersebut. Seperti saat memimpin perjuangan kemerdekaan meskipun dirinya sedang sakit dan lain sebagainya.
Okezone kembali mengulas sisi lain dari Jenderal Soedirman, jelang perayaan HUT ke-76 TNI yang jatuh pada 5 Oktober 2021.
Kisahnya saat melakukan perang gerilya pada tahun 1948 menjadi salah satu cerita ikonik dalam sejarah Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Jenderal Soedirman berhasil mengecoh Belanda yang berusaha menangkapnya.
Konon dia memiliki jimat ampuh untuk melindungi dirinya dari serangan Belanda saat perang berlangsung. Namun jimat yang dimaksud bukannya sebuah benda, melainkan menjaga wudhu, sholat tepat waktu, serta mengabdi pada bangsa dan negara.
Hal tersebut diutarakan Cucu dari Jenderal Soedirman, Ganang Priambodo Soedirman. "Ada yang menyebutkan juga, Jenderal Soedirman itu punya jimat yang menjadi mantranya. Mungkin bisa dikatakan keris-keris begitu ya Pak ya?" tanya sang presenter dilansir dalam channel RRI NET Official.
"Enggak, begini. Ketika itu memang dari ayahanda kemudian ada peninggalan ada ya, tapi kemudian kami melihat lebih baik hal itu diserahkan ke museum supaya bisa menjadi manfaat, sejarah," jawab Ganang.
"Tapi kalau kesaktian, logika beliau sakit begitu ya kalau ada yang cerita beliau mengangkat keris begitu lalu ada pesawat jatuh, logikanya ya kakeknya ini (Jenderal Soedirman) nunjuk-nunjuk saja tidak usah gerilya. Kan begitu," sambungnya.
Tahun 1948, Belanda kembali menyerang dan ingin menguasai Indonesia, dimulai dari pulau Jawa, tepatnya Yogyakarta. Soekarno menyarankan Jenderal Soedirman untuk beristirahat karena saat itu sedang sakit paru-paru.
Jenderal Soedirman tidak mempedulikan nasihat Soekarno. Sesampainya di Kediri, pasukan Belanda tiba-tiba menemukan persembunyiannya. Dirinya mengajak para prajurit untuk menggelar dzikir.
"Mari kita berdzikir agar diberi pertolongan Allah. Jangan sekali-kali di antara tentara kita ada yang menyalahi janji menjadi pengkhianat nusa, bangsa, dan agama. Harus kamu senantiasa ingat bahwa perjuangan selalu memakan korban. Jangan sekali-kali membuat rakyat menderita," ucap Jenderal Soedirman yang diperankan sang cucu dalam sosio drama HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).
Rupanya, Jenderal Soedirman dijual oleh seorang anak buahnya. Keberadaan dirinya dibocorkan, dan sang jenderal sudah mengetahui akan hal ini.
Anehnya, tak ada satu pun pasukan Belanda yang mempercayai sang pengkhianat bangsa Indonesia tersebut mengenai identitas Jenderal Sudirman. Saat sang pengkhianat menunjuk Jenderal Soedirman, ia malah ditembak mati.
Soedirman memang piawai dalam berperang dan mengecoh lawan. Dirinya mampu berkali-kali meloloskan diri dari sergapan Belanda, bahkan ketika persembunyiannya sudah dikepung oleh militer Belanda.

Berita Lainnya
Terima Penghargaan PBB, Briptu Renita Rismayanti: Terima Kasih Pak Kapolri
PT Astra Internasional Salurkan CSR Tahun 2021 Melalui DSA Inhil
Susi: Kalau Saya Menang, Sandi Harus Bersihkan Danau Lain di Jakarta
Erick Thohir Kerahkan 58 BUMN untuk Bantu Korban Gempa Cianjur
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo Mutasi Sejumlah Kapolda Hingga Kapolres
PT DNK Bungkam Soal Vendor Anak Emas PLN, Eh.. Tau-Tau Ngasi Hadiah ke Pegawai Kerabat Dirut
PT DNK Bungkam Soal Vendor Anak Emas PLN, Eh.. Tau-Tau Ngasi Hadiah ke Pegawai Kerabat Dirut
Erick Thohir Dinilai Berperan Penting dalam Pemulihan Ekonomi Indonesia Pascapandemi
Polri Bantu Awasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak
Sebut Istana Over Acting Sampai Cabut Kartu Peliputan, IWO: 'Merusak Asta Cita Presiden'
Dikukuhkan Warga Kehormatan Kostrad, Kapolri: TNI-Polri Terus Bersinergi Jaga Wibawa Negara dan Rakyat Indonesia
Benny Octaviar: Negara Besar Harus Tinggalkan Pemikiran Zero-Sum Demi Keamanan Global