Efek Perang Dagang Amerika vs China, Peluang dan Realisasi Masa Depan Indonesia

Oleh: Rizka Lestari (Peserta Advance Training (LK 3) Badko HmI Riau-Kepri)

AYORIAU.CO- Terhitung sejak Maret 2018, Amerika Serikat dan China terlibat dalam perang dagang yang kian memanas. Gejolak yang terjadi di seluruh negara adalah sebuah keniscayaan atas respon dan imbas dari sengitnya kompetisi menguasai pangsa pasar antara dua raksasa ekonomi dunia ini.

Peralihan kekuasaan Amerika di era Donald Trump ke Joe Biden juga tak menyudahi ketegangan antara keduanya. Guncangan perdagangan yang dipicu oleh tarif sepihak antara Amerika Serikat dan China telah memangkas pertumbuhan rantai pasok global. Perang dagang ini akan tetap berlanjut dan belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. 

 

Peluang Indonesia merebut keuntungan dari Perang Dagang AS-China

Nominal Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia terbesar ke-7. Pada 2019, nilai PDB Indonesia mencapai 40 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan melampaui 130 miliar pada 2025. Indonesia juga salah satu anggota G20 dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dan disebut sebagai newly industrialized country.

Namun hingga saat ini banyak perusahaan Amerika enggan berinvestasi di Indonesia. Ada beberapa faktor tidak diliriknya Indonesia, di antaranya tidak adanya strategi yang jelas untuk menarik investasi asing yang dimiliki Indonesia.

Akibat dari lemahnya kemampuan diplomasi para menteri di bidang ekonominya, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia menurut BKPM berdasarkan Lokasi dan sektor Periode Januari - Maret (Triwulan I) Tahun 2020 jumlah proyek hanya 11.623 dengan nilai investasi 6.803,6 dolar AS

Menteri Perdagangan disini harus banyak ambil peran agar tidak hanya sebagai marketers, tetapi juga sebagai opportunity seekers guna meningkatkan kerjasama ekonomi/investasi, perdagangan dan turisme. Selanjutnya kita bersama mendorong upaya alih teknologi dan lahirnya ekonomi kreatif. Untuk itu kementerian dan lembaga terkait perlu lebih gesit mengambil langkah strategis guna menggenjot ekonomi kreatif dan melakukan alih teknologi. Pemerintah daerah juga hendaknya lebih responsif dan bekerja lebih serius mempercepat pemerataan pembangun infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama di kawasan-kawasan yang memiliki potensi wisatawan yang besar.

 

Realisasi Memetik Peluang Untuk Masa Depan Indonesia

Pertama, meningkatkan investasi langsung, terutama karena potensi relokasi bisnis perusahaan. 

UNCTAD menyebutkan korporasi global yang kini berpusat di China mungkin akan merelokasi bisnisnya ke ASEAN. Sektor-sektor yang berpotensi direlokasi ke Indonesia di antaranya komoditas mentah seperti mineral (besi atau baja, batubara, dan lignit) dan hasil perkebunan, terutama CPO.

Kedua, Indonesia dapat meningkatkan ekspornya, karena AS dan China merupakan negara eksportir terbesar.

Ketika AS menghambat perdagangan untuk produk ekspor China, maka memberi peluang bagi produk ekspor Indonesia ke pasar AS. Produk ekspor yang dapat memanfaatkan peluang pasar AS. Menurut data BPS, China adalah tujuan utama ekspor Indonesia selama periode Januari-Desember 2019 dengan pangsa 16,68 persen senilai 25,85 miliar dolar AS, diikuti AS dengan nilai 17,68 miliar (11,41 persen), dan Jepang dengan nilai 13,75 miliar (8,87 persen). China masih menjadi tujuan ekspor utama pada periode Januari-Mei 2020, dengan nilai 10,39 miliar dolar AS atau 17,04 persen dari total ekspor 64,45 miliar.

Negara tujuan ekspor terbesar kedua selama periode yang sama adalah Amerika Serikat dengan nilai 7,22 miliar dolar AS. Komoditas unggulan yang diekspor ke AS adalah alas kaki, komponen kendaraan bermotor, dan furnitur.

Ketiga adalah menarik wisatawan datang ke Indonesia. Peluang ini sangat prospektif karena selama 2013-2018 jumlah kunjungan wisatawan asal China tumbuh 275 persen. Periode Januari-September 2019 terdapat 1,61 juta kunjungan wisatawan China, atau 13,14 persen dari total 12,27 juta kunjungan. Pasca pandemi berakhir program-program wisata indonesia harus kembali pulih dan aktiv digencarkan bukan hanya 

Dengan konsisten menerapkan langkah strategis dan realisasi yg nyata, maka bukanlah sebuah mimpi belaka Indonesia dapat banyak keuntungan dari perang dagang AS-China.


[Ikuti Ayoriau.co Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar