Kemarahan Mahasiswa Memuncak Bupati Pelalawan Dituntut Penuhi Janji Pembangunan Kampus ITP2I

AYORIAU.CO, PELALAWAN - Gedung DPRD Pelalawan menjadi saksi bisu kemarahan mahasiswa Institut Teknologi Pelalawan (ITP2I) hari ini. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITP2I Kabinet Hijau Hitam melakukan aksi pendudukan sebagai puncak kekecewaan mereka terhadap janji pembangunan kampus yang tak kunjung terealisasi.
Aksi yang bermula damai berubah panas ketika terjadi gesekan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Pembakaran ban mewarnai suasana mencekam sebelum akhirnya massa berhasil menembus barikade dan menduduki gedung DPRD.
M. Roja dan Ahmad Faisal, koordinator lapangan aksi, dengan lantang menyuarakan kekecewaan mereka. "Bupati Zukri tak lebih dari seorang penghianat dan pembohong ulung!" seru mereka berapi-api. "Janji manis di tahun 2022 hanya jadi bualan kosong. Mahasiswa bukan boneka yang bisa dipermainkan seenaknya!"
Senada dengan pernyataan tersebut, Dea Kurnia Insan selaku jenderal lapangan menambahkan dengan nada sarkastis, "Sepertinya bagi Bupati Zukri, janji politik lebih penting daripada masa depan pendidikan Pelalawan. Kami bukan sekadar angka dalam statistik pembangunannya yang semu!"
Meldianto, Presiden Mahasiswa ITP2I yang bertindak sebagai koordinator umum, memberikan ultimatum keras. "DPRD dan Bupati harus menyelesaikan pembangunan ITP2I sebelum periode jabatan berakhir. DPRD terbukti tidak becus mengawasi kinerja bupati, sementara Zukri jelas-jelas tidak serius membangun masa depan pendidikan Pelalawan!"
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Wakil Ketua DPRD Pelalawan, Syafrizal, berkilah dengan menyatakan keterbatasan anggaran. "Hutang kabupaten masih 60 miliar lebih. Ada pembangunan lain yang lebih penting, seperti Tugu Bono dari CSR perusahaan dan perpustakaan kabupaten," ujarnya, memicu gelak tawa sinis dari para mahasiswa.
Sementara itu, Nasrudin US, Ketua Komisi I DPRD Pelalawan, mencoba meredam situasi dengan menjanjikan komitmen untuk mengawal pembangunan kampus ITP2I, baik dari segi penganggaran maupun pengawasan.
Aksi ini menjadi bukti nyata kegagalan pemerintah daerah dalam memenuhi janji pembangunan sektor pendidikan. Nasib ratusan mahasiswa ITP2I kini terkatung-katung di tengah ketidakpastian, sementara pejabat sibuk berlindung di balik alasan klasik keterbatasan anggaran.
Masyarakat Pelalawan kini menanti, akankah teriakan lantang mahasiswa ini akhirnya membuka mata dan telinga para pemangku kebijakan, atau hanya akan menjadi catatan hitam lain dalam sejarah pembangunan Kabupaten Pelalawan***
Berita Lainnya
Berbagi Berkah Ramadhan, PLN Icon Plus Sumbagteng Berbagi Takjil Gratis di Pekanbaru
Pj Bupati Inhil Herman Pinta Alumni SMEA Angkatan 85 Dukung Program Pemda
PLN UIP KLT & PLN UID Kaltimra Gelar Simulasi Tanggap Darurat Gabungan Jelang Nataru
Polsek Kateman Laksanakan Terobosan Shalat Berjamaah Keliling
Wabup Inhil Tinjau Dermaga Baru Sungai Perak dan Lanjutan Pembangunan Kompleks Makam Tuan Guru Sapat
Polres Inhil Gelar Upacara Sumpah Pemuda ke 95
Serap Aspirasi Kamtibmas, Polsek Tembilahan Hulu, Polres Inhil, Polda Riau Silaturrahmi dengan Ketua RT dan RW
Tinjau Kantor Pemerintah, Pj Bupati Harapkan Pelayanan Optimal
Sat Reskrim Polres Inhil Laksanakan Patroli Siaga Pekat
PT Guntung Idamannusa Berikan Bantuan Seragam untuk Sekolah di 9 Desa
Dukungan Internet Cepat dari PLN Icon Plus untuk Tingkatkan Layanan Publik BPJS Tembilahan
Kapolres Inhil Pantau Arus Balik Mudik Lebaran di Guntung