ASITO Tim Pengabdian Universitas Riau Membuat Kelompok Tani Gembira


AYORIAU.CO - Dengan mengangkat tema Optimalisasi Produksi Jamur Tiram di Kelompok Tani Kembang Kantil di Jalan Sidumulyo Timur 2, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai Dr. M. Jaya Adi Putra, M.Pd, bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unri, merancang dan membuat inovasi Alat Siram Otomatis (Asito).

Asito dirancang sebagai bentuk mempermudah petani Jamur Tiram dalam menciptakan suhu yang lembab guna keberlangsungan budidaya Jamur Tiram.

Jamur Tiram merupakan jenis jamur yang dapat dimakan (edible), selain itu juga sarat akan rasanya yang cukup khas.
Di alam liar, Jamur Tiram dapat dijumpai di batang-batang kayu yang sudah lapuk dan syarat tumbuhnya tergantung dari sumber nutrien, suhu, kelembapan, air, cahaya, udara serta keasaman.

Dr. Non Syafriadi, M.Pd yang merupakan anggota tim pengabdian menjelaskan, bahwa Asito dapat meningkatkan produksi jamur tiram petani. "Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan kepada kelompok tani kembang kantil yang bertempat di Jalan Sidumulyo Timur 2, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau," ujarnya.

Menurut Dr. M. Jaya Adi Putra, M.Pd,  kondisi suhu yang sering kali panas di wilayah Pekanbaru dengan antara 32?-34o C menyebabkan para petani harus selalu memantau tempat budidaya agar tanaman jamur yang dibudidayakan bisa tetap bertahan dan tetap tumbuh dengan kondisi yang sangat baik. 

"Apabila kondisi cuaca panas dan kelembaban rendah, petani perlu melakukan penyiraman lebih intens dari pada biasanya," ungkapnya.

Mengatasi permasalahan itu, Tim Pengabdian kepada masyarakat yang diketuai Dr. M. Jaya Adi Putra, M.Pd dengan anggota Dr. Daeng Ayub,M.Pd, Dr. Non Syafriadi dan Dina Syaflita M.Pd, serta diikuti 8 (delapan) mahasiswa KKN dari berbagai fakultas di Unri, merancang alat berupa mesin penyiram tumbuhan otomatis.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi tridarma perguruan tinggi, yang menjawab kegelisahan masyarakat tentang ketersediaan sumber pangan bergizi, dan berkaitan dengan perubahan iklim yang terjadi," ujar Dr. Daeng Ayub,M.Pd.

Asito, lanjut Dr. Daeng Ayub,M.Pd, telah dirancang dan dibuat oleh tim pengabdian dengan menggunakan teknologi berbasis Arduino-Uno yang mampu bekerja berdasarkan perubahan suhu dan kelembaban yang diinginkan, sehingga kelompok tani kembang kantil tidak perlu setiap saat harus berada di lokasi budidaya untuk melakukan penyiraman, melainkan bisa dikontrol dan melakukan penyiraman secara otomatis menggunakan smartphone.

Lebi lanjut, Dosen Pendidikan Masyarakat itu. mengatakan bahwa Mahasiswa tidak selamanya belajar di ruang kelas tetapi juga di lingkungan Masyarakat, dan hal seperti ini perlu dilakukan agar mahasiswa dapat memahami kebutuhan masyarakat dan memberikan solusi atas permasalahan yang mereka alami sebagai petani.

Seementara itu, Ernawan Sukamto Selaku Ketua Mitra Kelompok Tani Kembang Kantil mengucapkan ribuan terimakasih kepada Tim Pengabdian Universitas Riau yang telah merancang dan membuat Asito tersebut, sehingga para petani tidak mengalami kesulitan dalam melakukan penyiraman secara manual seperti biasanya.

"Ya, Alhamdulillah, dengan bantuan Alat penyiraman otomatis tentunya jauh lebih efisien untuk waktu dan tenaganya sehingga para petani lebih punya banyak waktu untuk mengoptimalkan lagi budidaya jamur tiram karena memang dipasaran pemintaan jamur tiram selalu meningkat,"  tegasnya.

Dr. M. Jaya Adi Putra, M.Pd, kembali mengatakan, bahwa  jamur tiram putih adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yang tinggi. 

"Jamur ini mengandung protein (27%), vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam jamur ini meliputi tiamin, riboflavin, niasin, biotin dan vitamin C. Mineral yang ada pada jamur ini meliputi kalium, kalsium, magnesium, besi, natrium, kuprum, sulfur dan fosfor. Jamur ini mengandung 18 jenis asam amino yang meliputi isoleucine, leucine, lysine, methionine, cystine, phenylalanine, tyrosine, threonine, tryptophan, valine, arginine, histidine, alanine, aspartat, asam glutamate, glysin, proline dan serine," imbuhnya.

lanjut, Jamur ini juga memiliki sejumlah enzim, terutama tripsin yang sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan dan tripsin ini sama dengan tripsin yang dihasilkan oleh kelenjar lambung. 

Dr. Daeng Ayub, MPd, juga kembali menjelaskan bahwa jamur tiram dapat menjadi sumber protein alternative, karena kadar protein jamur tiram lebih tinggi dibandingkan bahan makanan lain (jamur mengandung 19-35%, beras 7,3%, gandum 13,2% dan susu sapi 25,2%). 

Selain itu, jamur tiram dapat dijadikan suplemen bagi para pelaku diet karena jamur tiram mengandung serat berupa lignoselulosa yang sangat baik bagi pencernaan, serta jamur tiram dapat dijadikan sebagai makanan alternatif yang baik, khususnya bagi para penganut vegetarian dan penderita kolesterol tinggi. 

"Kandungan gizi jamur setara dengan kandungan gizi pada daging, tetapi jamur tidak mengandung kolesterol jahat. Dan kandungan senyawa pluran dalam jamur tiram dipercaya berkhasiat sebagai anti tumor dan anti kanker, ungakpnya bersemangat," tuturnya.

Dikatakan Mehdi Bazargan dan Cinta Maharani Mahasiswa yang KKN di Sidomulyo Timu yang terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian ini menagtakan, bahwa “ dengan adanya kegiatan pengabdian dosen dan kami terlibat di dalamnya, sangat banyak memberi manfaat bagi mahasiswa”. Artinya, mahasiswa bisa terlibat langsung dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat petani, khususnya petani jamur tiram. Kegiatan seperti ini harus terus ditingkatkan, agar mahasiswa semakin memiliki pengalaman nyata, ungkap mereka.

Anggota Kelompok Tani Kembang Kantil sebagaimana dikatakan Ernawan Sukamto, mereka sangat bersemangat dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, karena sangat dirasakan manfaatnya. “Kami anggota kelompok tani akan berusaha untuk meningkatkan produksi, dan memngembangkan usaha ini dalam bentuk pengolaham jamur menjadi pangan jadi, tidak seperti sekarang ini, masih dijual mentah”, dengan menggunaikan Asito produksi jamur meningkat dan sangat bersih,  ucapnya. Kelompok tani kembang kantil berdiri sejak tahun 2021 sebagai kreatifitas petani yang terkena dampak dari Covid-19.*** 


[Ikuti Ayoriau.co Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar