Pekan Pendidikan Masyarakat V FKIP Universitas Riau


PEKANBARU - Mahasiswa bergerak, merupakan tema induk kegiatan Pekan Pendidikan Masyarakat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Pendidikan Masyarakat/ Pendidikan Luar Sekolah, dengan mengambil tempat di Gedung M. Diah FKIP Universitas Riau pada Senin sampai Kamis (5 s/d 8 Juni 2023) kemarin. 

Kegiatan yang mengusung sub tema “Mahasiswa Berkarya, Bergerak Dan Berdaya Saing” dibuka oleh Ria Novianti, M.Pd Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan mewakili Prof. Dr. Firdaus LN, M.Si selaku wakil Dekan III yang berhalangan hadir.

Pada sambutannya, Ria Novianti menjelaskan bahwa kegiatan Pekan Pendidikan Masyarakat (Penmas) ini sangat penting sebagai wadah mengasah kreativitas mahasiswa dalam mendewasakan diri berorganisasi serta mengelola dan melaksanakan suatu even.

Ditegaskannya, bahwa Prodi pendidikan masyaraakat sangat penting, berkaitan dengan penyelenggarakan pendidikan warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 

Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa pendidikan masyarakat berfungsi mengembangkan potensi warga belajar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.  

Maka hal itu sudah harus dimiliki dan dipahami oleh mahasiswa program studi ini, ucap ketua jurusan ilmu pendidikan tersebut bersemangat.

Kegiatan pembukaan pekan penmas tersebut dihadiri oleh semua dosen Program Studi, Gubernur Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Ketua Kelembagaan Mahasiswa se lingkungan FKIP Universitas Riau serta seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Masyarakat beserta alumni.

Drs. Said Suhil Achmad, M.Pd selaku dosen senior pada Prodi ini didaulat untuk memberikan sambutan pada pembukaan tersebut menyampaikan, bahwa mahasiswa jangan memikirkan banyak kekurangan dan kesalahan dalam melakukan kegiatan, karena hal itu bagian dari pendewasaan diri dan belajar. 

Karena itu, kepada para dosen diharapkan “bimbinglah dulu mahasiswa itu dengan baik baru dimarah, artinya mahasiswa jangan dimarah dulu baru dinasehati atau dibimbing” pungkasnya.

Sebagai kegiatan utama pada Pekan Penmas tersebut adalah Kegiatan Webinar Nasional, dengan 4 orang pembicara atau nara sumber dan diikuti sebanyak 118 peserta secara ofline dan sekitar 80-an online.  

Pembicara pertama, yaitu Andrias Arif, S.Pd Kepala Akademik PKBM Kak Seto Kota Pekanbaru yang membahas tentang “Membangun Nilai-Nilai Karakter dalam Lingkungan Masyarakat” mengungkapkan tentang pentingnya memiliki karakter untuk dapat berhasil dalam berkarya agar mampu bersaing dalam bidang kehidupan. 

Dijelaskan Andrias, bahwa pemahaman nilai karakter dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal utama yang dikedepankan. Memiliki nilai kepribadian dan perilaku yang baik dalam setiap kegiatan keseharian bagi mahasiswa akan memunculkan rasa kasih sayang dan saling menghormati serta menghargai antara individu satu dengan lainnya.  

Selanjutnya, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd, Koordinator Prodi Pendidikan Masyarakat FIP Universitas Gorontalo sebagai pembicara ke 2 menyajikan materi tentang  “Membangun Jiwa Wirausaha yang Berdaya Saing”, menyampaikan pula bahwa ternyata kesuksesan seseorang  untuk mampu berdaya saing tinggi tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih dominan oleh kemampuan mengelola diri sendiri dan orang lain (soft skill).

Lebih lanjut disampaikan pula, bahwa wirausaha yang berdaya saing pada umumnya mereka yang memiliki kompetensi ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

“Mencintai dan Mengenali Kelebihan serta Kekurangan Diri Sendiri” merupakan materi ke 3 dalam webinar tersebut yang disampaikan Silvia Mariah Handayani, S.Pd, M.Pd, Ph.D Koordinatori Program Studi Pendidikan Masyarakat FIP Universita Negeri Medan yang menegaskan bahwa kelebihan tentu menjadi suatu kebanggaan bagi seseorang, di sisi lain banyak juga individu yang tidak bisa menerima kekurangannya. 

Namun kelebihan dan kekurangan haruslah menjadi wujud syukur karena hal tersebut adalah pemberian Yang Maha Kuasa. Seseorang yang memiliki penerimaan diri yang baik akan memiliki toleransi terhadap kekurangan yang dimiliki.

Mahasiswa yang mampu menerima dirinya sendiri adalah mereka yang dapat menerima kekurangannya, seperti dirinya mampu menerima kelebihannya sendiri, tegas Silvia. 

Sebagai pembicara terakhir adalah Dosen Prodi Pendidikan Masyarakat FKIP UNRI, yaitu Viony Syafitra, M.Pd yang, menyampaikan materi tentang “Upgrade Skill di Era Society 5.0”. Miss Vio, sebagaimana sapaan  mahasiswa padanya menegaskan bahwa, era super smart society (society 5.0) yang diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, di mana menggunakan teknologi modern dengan mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya. 

Dilihat dari konsepnya, maka kita tahu bahwa hal tersebut sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Mahasiswa Prodi pendidikan masyarakat sebagai generasi muda memiliki peran penting dalam mengembangkan kreativitas bagi warga masyarakat daan waarga belajar terkait permasalahan digitalisasi pendidikan dalam masyarakat. Dikatakan Miss Vio di depan 118 peserta ofline dan 80-an peserta online, bahwa pada  zaman yang maju seperti sekarang ini, para mahasiswa dapat mencari tahu sendiri dan belajar secara otodidak terkait teknologi dalam mendewasakan diri sendiri untuk bergerak, berkarya dan berdaya saing tinggi.

Rangkaian Lomba dan Penutupan.
Sebagai kegitan rutin setiap tahun, pada Pekan Pendidikan Masyarakat V FKIP Universitas Riau tahun 2023, dinakhodai Ketuanya M. Habib Al Khairi ini diadakan serangkaian kegiatan perlombaan baik bersifat lokal dan nasional, dengan melibatkan partisipasi sekitar 21 Perguruan Tinggi, baik kegiatan Webinar maupun perlombaan. 

Sebagaimana disampaikan Annisa Quratul Aini  selaku Co Acara kegiatan Pekan Pendidikan Masyarakat tersebut, bahwa untuk Lomba Karya Tulis Ilmiah yang bersifat  Nasional diikuti sebanyak 12 peserta, dan  juara 1 Ewi Darman Ndraha dari Unimed, Jurusan PLS, Juara 2  Metria Dicky Putra dari UNP, Jurusan Bahasa Inggris, dan Juara 3 Muhammad Rizki Alde dari Politeknik Negeri Surabaya. 

Selanjutnya lomba desain poster tingkat Nasional, diikuti 27 peserta, dan berhasil juara, yaitu: Juara 1 adalah Muhammad Yahya Dari FKIP UNRI, Prodi Penmas, Juara 2 yaitu M. Nanda Putra Pratama SM dari UI, Kesehatan Masyarakat, dan Juara 3 ialah Dinda Triana Permata Sari, dari Keperawatan Univeritas Jember. Berikutnya  Lomba Fashion Show  bersifat lokal atau Perguruan Tinggi  Se- Kota Pekanbaru, dengan juaranya, yaitu Juara 1 Dila Salsabila (UNRI, Penmas), Juara 2 Tika Rahmawati (Universitas Abdurrab, Ilmu Komunikasi), dan Juara 3 Sri Suci Mulyati (UNRI, Penmas). Terakhir adalah lomba solo song untuk Perguruan Tinggi Se Kota Pekanbaru, dengan juranya, yaitu: Juara 1 Fathinah Khairiyah (UNRI, Pendidikan Fisika), Juara 2 Victor Ardiansyah Siahaan (UMRI, Pendidikan Akutansi), dan Juara 3 Elisabet Elwana (UNRI, Pendidikan Biologi).

Tentang peserta dijelaskan Irfan Hasriza Maulana selaku Ketua HIMA atau Bupati Mahasiswa Penmas, bahwa peserta yang berpartisipasi pada Pekan Penmas V ini terdiri atas 7 Perguruan tinggi di Sumatera, 9 Perguruan Tinggi se Pulau Jawa, dan 5 Perguruan Tinggi dari Indonesia Tengah, Timur serta Kalimantan. 

Irfan berharap, untuk tahun akan datang mudah-mudahan kita melibatkan partisipasi sekitar 100 Perguruan Tinggi se Indonesia, ungkapnya.

Tepat pukul 14.30 WIB Kamis (8/9/2023) acara ditutup oleh Koordinator Program Studi Pendidikan Masyarakat/Luar Sekolah FKIP Uiversitas Riau Dr. Daeng Ayub Natuna, M.Pd, yang juga dihadiri oleh sebagian dosen, Gubernur Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Ketua Kelembagaan Mahasiswa se lingkungan FKIP Universitas Riau serta seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Masyarakat beserta alumni. 

Pada kesempatan tersebut Daeng menegaskan bahwa sebagai seorang pembelajar dan bagian masyarakat, mahasiswa Prodi Pendidikan Masyarakat memiliki peran yang kompleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam fungsi agent social of change, agent social control, and iron stock. 

Dengan fungsi tersebut menurut Daeng, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa. 

Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa harus mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. 

Idealnya, mahasiswa Penmas harus menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikan, norma-norma yang berlaku di sekitarnya, dan pola berpikirnya. 

Mahasiswa Penmas harus memahami tugas dan fungsinya sebagai orang yang beraktivitas di perguruan tinggi, dan diharapkan mampu melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni melaksanakan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat, tegas Daeng dengan bersemangat.
Acara yang penuh kehangatan tersebut akhirnya ditutup yang ditandai dengan pemukulan Gong, yang diwakili oleh Willa Sari Arien, M.Pd yang didamping Muhammad Jais M.Pd dan Drs. Said Suhil Achmad, M.Pd dosen Prodi Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Riau.


[Ikuti Ayoriau.co Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar