Ungkap Peredaran Narkoba, Seorang Pemuda di Inhil Diamankan Polisi
Undangan Terbuka: Milad ke-58 dan Reuni Akbar Alumni SMAN 1 Tembilahan
Kapolda Riau Luncurkan Green Satkamling
Pelanggaran Hukum yang Dapat Diselesaikan Melalui Restorative Justice

AYORIAU.CO - Restorative justice atau keadilan restoratif adalah pendekatan penyelesaian perkara pidana yang menitikberatkan pada pemulihan kerugian akibat tindak pidana, bukan semata-mata pada penghukuman pelaku. Tujuannya adalah mempertemukan pelaku, korban, dan masyarakat untuk mencapai solusi yang adil bagi semua pihak. Di Indonesia, pendekatan ini mulai banyak digunakan untuk kasus-kasus tertentu yang dinilai tidak perlu dibawa ke pengadilan.
*Pelanggaran Hukum yang Dapat Diselesaikan Secara Restoratif*
Tidak semua tindak pidana dapat diselesaikan melalui restorative justice. Hanya jenis-jenis pelanggaran tertentu yang dianggap ringan dan memenuhi syarat tertentu. Beberapa contoh pelanggaran hukum yang umum diselesaikan dengan pendekatan ini antara lain:
1. Pencurian Ringan
Pencurian dengan nilai kerugian yang kecil (di bawah batas tertentu, seperti Rp2,5 juta) dapat diselesaikan melalui keadilan restoratif, asalkan pelaku mengakui perbuatannya dan korban bersedia memaafkan.
2. Penganiayaan Ringan
Jika penganiayaan tidak menimbulkan luka berat dan pelaku serta korban memiliki hubungan yang memungkinkan rekonsiliasi (misalnya, antar tetangga atau dalam keluarga), maka keadilan restoratif dapat diterapkan.
3. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Ringan
Dalam kasus KDRT ringan, di mana tidak ada luka serius dan korban menghendaki perdamaian, pendekatan restoratif bisa digunakan dengan syarat adanya perlindungan terhadap korban serta pendampingan dari pihak terkait.
4. Perkelahian atau Pertikaian Antar Warga
Pertikaian yang tidak menimbulkan kerugian besar atau korban jiwa, dan pelaku bersedia berdamai, bisa diselesaikan lewat musyawarah restoratif dengan melibatkan tokoh masyarakat.
5. Pencemaran Nama Baik dan Penghinaan Ringan
Jika pelaku dan korban bersedia berdamai, kasus pencemaran nama baik atau penghinaan yang tidak berimplikasi serius bisa diselesaikan melalui permintaan maaf dan ganti rugi moral.
*Syarat dan Ketentuan Restorative Justice*
-Perkara tersebut termasuk dalam tindak pidana ringan.
-Ancaman pidana tidak lebih dari 5 tahun penjara.
-Ada kesepakatan damai antara korban dan pelaku.
-Pelaku belum pernah dihukum atau merupakan pelanggaran pertama kali.
-Disetujui oleh penyidik, jaksa, dan/atau hakim sesuai tahapan perkara.
*Kesimpulan*
Restorative justice merupakan alternatif penyelesaian perkara yang berfokus pada pemulihan, bukan pembalasan. Pendekatan ini efektif untuk perkara ringan yang tidak menimbulkan ancaman serius terhadap masyarakat. Diterapkannya keadilan restoratif membantu mengurangi beban sistem peradilan pidana dan memperkuat nilai-nilai kekeluargaan serta perdamaian dalam masyarakat.
Nama : Dedet Maulana
Mahasiswa fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning
Berita Lainnya
Beri Pelayanan Andal Bagi Nasabah, PLN Icon Plus Dukung BNI Lipat Kain
Pj TP PKK Inhil Terima Kunjungan Pengurus Forum Anak Inhil
Pemkab Inhil Terima Penghargaan dari Adinkes Terkait Dukungan Penanggulangan ATM Melalui Dana Desa
19 Advokat Baru PERADI SAI DPC Indragiri Raya Ikuti Pengambilan Sumpah Oleh Ketua PT Riau
Ferryandi Ingin Sepakbola Inhil Seperti Zaman Alm Indra Muchlis
Pererat Silaturahmi, DPC PERADI SAI Indragiri Raya, Riau Taja Buka Puasa Bersama Pengurus dan Anggota
Sambangi Ponpes Ustaz Abdul Somad, Kapolri Sampaikan Pesan Bersatu dalam Keberagaman
Penimbunan Jalan Desa Danau Pulai Indah Menuju Desa Bagan Jaya, Masyarakat Ucap Terima Kasih Kepada Bupati HM Wardan
Sidak Satpas SIM Polresta Pekanbaru, Kapolda Riau Irjen Iqbal : Jangan Ada yang Menyulitkan Masyarakat
8 Gabungan Organisasi Pers Deklarasi Kecam Aksi Pemerasan oleh Oknum Mengaku Wartawan
Wujud Peduli Korban Longsor Desa Sungai Bela, Polsek Kuindra Berikan Bantuan Sembako
WAakapolda Riau Hadiri TFG, SISPAMMAKO, dan SISPAMUNRAS di Polres Inhil