Ungkap Peredaran Narkoba, Seorang Pemuda di Inhil Diamankan Polisi
Undangan Terbuka: Milad ke-58 dan Reuni Akbar Alumni SMAN 1 Tembilahan
Kapolda Riau Luncurkan Green Satkamling
Sebut Istana Over Acting Sampai Cabut Kartu Peliputan, IWO: 'Merusak Asta Cita Presiden'

AYORIAU.CO - Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) H Teuku Yudhistira turut angkat bicara dalam masalah pencabutan kartu peliputan wartawan CNN Indonesia oleh pihak Istana Kepresidenan.
Menurut Yudhistira, tindakan tersebut terlalu 'over acting' yang jelas-jelas menciderai sistem demokrasi dan prinsip transparansi yang sangat dijunjung oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Logikanya begini, Prabowo saja sebagai Presiden juga enjoy saja ditanya soal makanan bergizi gratis (MBG). Apalagi pertanyaan itu dilontarkan ketika door stop, atau momen yang tepat di saat sumber utama di republik ini bisa ditemui secara langsung. Lantas salahnya dimana?," tanyanya.
Yudhis meyakini, dalam urusan wartawan, pastinya pihak istana sudah memahami bagaimana kerja-kerja seorang jurnalis, khususnya ketika momen konferensi pers atau door stop.
"Di dalam UU Pers 40 tahun 1999, jelas tidak ada larangan bertanya apapun kepada Nara sumber termasuk presiden khususnya saat door stop, selama seorang wartawan mengedepankan etika dan kode etik jurnalistik. Dan di dalam kasus ini kami mendapat informasi, tidak ada etika yang dilanggar dan Pak Prabowo juga tidak keberatan menjawab atas pertanyaan yang disebutkan pihak istana diluar konteks," kecamnya.
Seharusnya, sambung Yudhis, pihak istana juga tidak terlalu kaku menghadapi media yang terkadang 'jahil' lewat lontaran pertanyaan-pertanyaan yang kadang dibatasi pihak protokol.
"Tapi kan setiap media memang punya patron, punya passion masing-masing. Tidak bisa siapapun membatasinya. Kalau memang keberatan karena tidak ada arahan, nara sumber tidak perlu menjawabnya, sehingga tindakan yang berlebihan sampai mencabut kartu peliputan tidak perlu terjadi, tindakan itu sangat berlebihan," tegasnya.
Yudhistira juga mengaku khawatir, kejadian ini akan menurunkan citra dan merusak Asta Cita Presiden Prabowo yang sangat membutuhkan transparansi dalam setiap programnya.
"Saya rasa ini pelajaran bagi semua pihak untuk menghormati profesi jurnalis agar hal-hal seperti ini, termasuk intimidasi yang yang menjurus kepada menghalang-halangi kerja jurnalistik tidak terulang lagi," pungkasnya.
Berita Lainnya
Polri Bantu Awasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak
PT SRL Berikan Bantuan Rp 300 Juta Kepada Tiga Desa di Inhil
Terima Audiensi KPU, Kapolri Komitmen Amankan Seluruh Tahapan Pemilu 2024
Bakamla RI Gagalkan Penyeludupan Rokok Ilegal Menuju Tembilahan
Daftar Negara Terkaya di Dunia Tahun 2021, Indonesia Nomor Berapa?
Efek Perang Dagang Amerika vs China, Peluang dan Realisasi Masa Depan Indonesia
Erick Thohir Kerahkan 58 BUMN untuk Bantu Korban Gempa Cianjur
Polisi Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Subsidi di Pati, Kabareskrim : Kasus Terbesar Sepanjang 2022.
PT Astra Internasional Salurkan CSR Tahun 2021 Melalui DSA Inhil
Mahasiswa Unri Kibarkan Bendera Merah Putih Dalam Perut Bumi di Rokan Hulu
2.800 Jamaah Haji Indonesia Tahap Pertama Diberangkatkan dari Menuju Makkah
Terima Audiensi KPU, Kapolri Komitmen Amankan Seluruh Tahapan Pemilu 2024