Ungkap Peredaran Narkoba, Seorang Pemuda di Inhil Diamankan Polisi
Undangan Terbuka: Milad ke-58 dan Reuni Akbar Alumni SMAN 1 Tembilahan
Kapolda Riau Luncurkan Green Satkamling
Kasus Stunting Tahun 2022-2024 di Desa Catur Karya Pelangiran Alami Fluktuasi

AYORIAU.CO, INHIL - Desa Catur Karya di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), menjadi salah satu fokus intervensi dalam upaya pencegahan stunting. Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, telah menjadi perhatian serius pemerintah, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang krusial bagi pertumbuhan anak.
Berdasarkan data, prevalensi stunting di Desa Catur Karya menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2022, tercatat 3 kasus stunting yang kemudian menurun menjadi 1 kasus pada tahun 2023. Namun, di tahun 2024, angka ini kembali meningkat menjadi 2 kasus. Meskipun ada penurunan dari 2022 ke 2023, peningkatan di tahun berikutnya menunjukkan bahwa masih diperlukan langkah-langkah penanganan yang lebih intensif dan berkelanjutan.
?
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka stunting di Kecamatan Pelangiran. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain sosialisasi ASI eksklusif, pendidikan gizi untuk ibu hamil, pendampingan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK), serta pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri di sekolah. Program inovatif seperti PENCETIN (Pelangiran Cegah Stunting) juga diluncurkan oleh Puskesmas Pelangiran sebagai bentuk upaya pencegahan.
Namun, masih ada sejumlah faktor determinan yang menjadi kendala dalam penanganan stunting, di antaranya akses terhadap air bersih, ketersediaan jamban, dan perilaku merokok orang tua di rumah. Selain itu, perilaku sebagian remaja putri yang belum teratur mengonsumsi TTD juga menjadi tantangan dalam upaya pencegahan stunting.
Kelompok yang paling berisiko terkena dampak stunting, seperti remaja putri, ibu hamil, bayi, dan anak di bawah dua tahun (baduta), harus terus menjadi fokus perhatian. Remaja putri, sebagai calon ibu di masa depan, perlu dipersiapkan dengan baik agar dapat melahirkan anak yang sehat dan terbebas dari risiko stunting. Pemberian ASI eksklusif dan gizi yang tepat untuk bayi juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
Pemerintah Kabupaten Inhil melalui Dinas Kesehatan Inhil terus mendorong adanya dukungan lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya penanganan stunting. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah desa, dunia usaha, dan masyarakat diperlukan agar angka stunting dapat terus ditekan dan menghasilkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. (Adv)
Berita Lainnya
UPT PUSKESMAS Tembilahan Paparkan Demam Thypoid
Grand Opening, Bupati Inhil Resmikan Prof's Coffee di Pekanbaru
Wabup H.Syamsuddin Uti Bersama Kepala Daerah Se-Indonesia Ikuti Arahan Presiden Guna Atasi Inflasi
Wabup Inhil Hadiri Penanaman Jagung Serentak Dukung Swasembada Pangan 2025
Bupati Inhil HM Wardan Dikukuhkan Sebagai Ketua Pengurusan DPD HKTI Riau Oleh Gubri
Dinkes Inhil Luncurkan Program Integrasi Layanan Kesehatan Primer
Digratiskan Bupati, Santri Gontor Mengaku Sangat Terbantu
Dinkes Inhil Berikan Edukasi PHBS di UPT Puskesmas Kempas Jaya
Perkembangan Penanganan Stunting di Desa Simpang Kateman, Kasus Menurun di Tahun 2024
Pemkab Inhil Laksanakan Rapat Awal Persiapan Pelaksanaan Pawai Takbir Dan Sholat Idul Fitri 1444 H
Pj Bupati Inhil Erisman Yahya Hadiri Paripurna DPRD Inhil Masa Persidangan II Tahun 2024
Pemkab Inhil Utus 111 Kafilah Ikuti MTQ Ke-41 Tingkat Provinsi Riau Tahun 2023